Follow Us

Pantas Beda dengan Bulan Lainnya, Ternyata Ini Alasan Februari Hanya Ada 28 Hari Saja

Helna Estalansa, None - Sabtu, 04 Februari 2023 | 15:02
Ilustrasi Kalender
Freepik

Ilustrasi Kalender

Kalender Romawi terdiri dari 10 bulan, bukan 12 bulan.

Kemudian untuk menyelaraskan kalender sepenuhnya dengan tahun lunar, maka raja Romawi kala itu, Numa Pompilius menambahkan bulan Januari dan Februari di antara 10 bulan pada kalender pertama.

Kalender sebelumnya memiliki 6 bulan 30 hari 4 bulan 31 hari, dengan total 304 hari.

Namun, Raja Numa ingin menghindari angka genap dalam kalendernya, karena alasan takhayul.

Di masa Romawi, bangsa ini meyakini bahwa angka genap adalah angka sial.

Oleh karena itu, dengan alasan menghindari angka genap yang dianggap sial pada kalendernya, maka Numa mengurangi satu hari dari masing-masing bulan yang terdiri dari 30 hari untuk menjadikannya 29.

Sementara, tahun lunar terdiri dari 355 hari, tepatnya 354.367, tetapi menyebutnya 354 hari, menurut takhayul Romawi ini, akan membuat tahun sial.

Pada akhirnya, setidaknya 1 bulan dari 12 bulan harus mengandung jumlah hari genap.

Selain itu, ini adalah fakta matematis sederhana, yang mana jumlah dari setiap jumlah genap yakni 12 bulan dari angka ganjil akan selalu sama dengan angka genap.

Namun, Raja Numa tetap ingin total hari menjadi ganjil.

Jadi ia pun memilih Februari, bulan yang akan menjadi tuan rumah ritual Romawi untuk menghormati orang mati, sebagai bulan sial yang terdiri dari 28 hari.

Kendati terdapat perubahan dalam kalender seperti yang diubah setelah penambahan Numa, yakni perubahan yang mencakup pemendekan hari di bulan Februari pada interval tertentu, penambahan bulan kabisat dan akhirnya hari kabisat modern, namun durasi 28 hari Februari tetap tertancap dan menjadi bulan paling pendek dalam setahun hingga saat ini.

Halaman Selanjutnya

Source : Kompas.com

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular