Follow Us

Benarkah Kebahagiaan Bisa Dibeli? Begini Penjelasan dari Ahli

Helna Estalansa, None - Sabtu, 21 Januari 2023 | 20:00
Ilustrasi bahagia
freepik.com

Ilustrasi bahagia

Sebagai contoh, bila kamu tidak suka mencuci piring, membayar orang lain untuk melakukannya dan menghabiskan waktu tersebut untuk mengerjakan hal lain yang lebih disukai akan membuat kamu jadi lebih bahagia.

Tidak perlu kaya

Tim peneliti gabungan yang berasal dari Harvard University, University of British Columbia, dan dua institusi di Netherlands ini juga menemukan bahwa hal tersebut tidak hanya berlaku bagi orang-orang kaya saja.

Setelah mensurvei 6.000 responden di empat negara berbeda dengan pendapatan, jam kerja, jumlah tanggungan, dan karier yang beragam; mereka mendapati bahwa pembelian yang menghemat waktu berkolerasi dengan berkurangnya stres dan perasaan yang lebih positif.

Untuk semakin memantapkan penemuan mereka, para peneliti kemudian melakukan sebuah eksperimen dengan 60 orang dewasa di Vancouver, Kanada.

Selama dua akhir minggu berturut-turut, para peneliti memberi partisipan 40 dollar Kanada atau sekitar Rp 420.000 untuk membeli barang pada satu minggu dan membeli layanan yang menghemat waktu, seperti memperkerjakan pengasuh anak atau pembersih rumah, pada minggu lainnya.

Secara umum, partisipan melaporkan efek positif yang lebih tinggi setelah membeli layanan yang menghemat waktu dibandingkan dengan membeli barang.

Banyak orang tidak mau membeli waktu

Sayangnya, mayoritas orang tidak mau menukarkan uangnya dengan waktu.

Pada survei terpisah dengan 98 orang dewasa di Vancouver, para peneliti menemukan bahwa hanya dua persen orang yang mau membeli lebih banyak waktu.

Lalu, dalam survei di Belanda, hanya setengah dari milyuner yang secara rutin, membayar orang lain untuk mengerjakan tugas yang tidak mereka sukai.

Baca Juga: Bukan Celine Evangelista, Marshel Widianto Akui Bahagia Pacari Wanita Cantik Ini, Bakal Naik Pelaminan?

Source : Kompas.com

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest