"Orang-orang open minded lah yang bikin muslim-muslim itu banyak yang bisa nyaman," tuturnya.
Bahkan Gitasav menyebut selama di Jerman, ia merasa lebih baik dan damai jika dibandingkan dengan negara asalnya.
"Bisa hidup senormal aja, damai aja di negara-negara yang bukan negara asalnya."
"Kalau di Barat nih ya, ibaratnya musuh gua itu adalah orang-orang konservatif. Orang-orang konservatif itu yang attacking identitas gua," imbuhnya.
Di sisi lain, Gitasav juga menyadari bahwa ia juga harus peduli dengan pihak lain.
"Kita nggak bisa cuma eksklusif aja, cuma fokus ke kaum kita doang. Gua juga merasa gua harus bisa aware dan harus care sama grup-grup lain."
"Contohnya gua a feminist, I'm trying to fight against patriarchy, gua juga harus aware sama isu kelas," tutup Gita Savitri.
Baca Juga: Ramai Digadrungi, Bisakah Piala Dunia 2022 Ditonton Lewat TV Tabung?
(*)