Dilansir dari worldhistory.org pada Sabtu (6/11/2021) via Intisari-Online.com, penduduk Mesir kuno secara ketat dibagi ke dalam kelas sosial.
Paling atas sudah tentu para Raja Mesir, anggota istananya, gubernur daerah, jenderal militer, pemerintah pengawas tempat kerja (supervisor), dan kaum tani.
Mereka percaya para dewa telah menetapkan tatanan sosial yang paling sempurna yang mencerminkan para dewa.
Kelas atas
Raja Mesir (tidak dikenal sebagai 'firaun' sampai periode Kerajaan Baru), dianggap sebagai manusia pilihan para dewa.
Raja adalah perantara antara para dewa dan orang-orang dari Periode Pradinastik melalui Kerajaan Lama (c. 2613-2181 SM).
Namun, bahkan setelah era ini, raja masih dianggap sebagai utusan pilihan dewa.
Bahkan bagian akhir Kerajaan Baru (1570-1069 SM) ketika para imam Amun di Thebes memegang kekuasaan yang lebih besar daripada Raja.
Tapi Raja masih dihormati sebagai yang ditahbiskan secara ilahi.
Para Raja menikmati kehidupan yang jauh dari kekurangan.
Mereka memiliki kekuasaan dan prestise, pelayan untuk melakukan pekerjaan kasar, banyak waktu luang untuk mengejar kesenangan, pakaian bagus, dan banyak kemewahan di rumah mereka.