GridHype.id- Siapa yang tak mengenal Atta Halilintar?
YouTuber yang satu ini memang sudah menjadi bintang kesayangan kaula muda.
Apa yang dilakukannya kini menjadi perhatian para penggemarnya dan kaum remaja.
Bisa menghasilkan pendapatan yang fantastis dari karya-karya di kanal YouTubenya, menjadikan suami dari Aurel Hermansyah ini sebagai inspirasi bagi para remaja.
Penghasilan Atta Halilintar sebagai YouTuber dengan 29,8 juta subscribber diperkirakan mendapat penghasilan sebesar USD131.000 - USD209.800 perbulan atau sebesar Rp 1,8 miliar- Rp 2,9 miliar.
Dengan penghasilan miliaran yang ia raup setiap bulannya, maka tak heran jika apapun yang ia inginkan akan ia dapatkan dengan mudah.
Namun, dibalik kesuksesan anak sulung dari Gen Halilintar ini, rupanya Atta sempat menjalani profesi tak terduga untuk menutupi biaya sewa rumah.
Demi menutupi kekurangan sewa rumah, Atta Halilintar rela jadi tukang parkir.
Hal tersebut terungkap dalam tayangan kanal YouTube Irfan Hakim.
Dalam konten tersebut, Atta Halilintarmengungkap rahasia yang tak banyak orang tau mengenai pekerjaannya tersebut.
Singkat cerita, Atta pernah menyewa sebuah rumah di daerah Pondok Indah Mall.
Lantaran lokasi yang mahal, Atta pun harus memutar otak agar bisa menutup biaya sewa dan listrik di rumahnya itu.
Kakak Thariq Halilintar itu akhirnya punya ide untuk menyulap area bawah rumahnya menjadi lahan parkir.
"Jadi aku itu dulu ngontrak, aku selalu cari (kontrakan) yang parkirannya luas," ungkap Atta, dilansir GridHype.id dari YouTube DeHakims pada Selasa, 12 Juli 2022.
"Jadi motor-motor karyawan di PIM itu parkirnya di tempatku," tambahnya.
Alhasil, Atta pun menjadi tukang parkir di rumahnya sendiri.
Hasil pendapatan dari parkir tersebut disimpan Atta untuk biaya sewa rumah dan listrik.
"Jadi aku nutupin uang sewa sewa sama listrik itu dari uang parkir. Karena kan 100-150 motor," ucapnya.
Tak sampai di situ, Atta mulai mengembangkan idenya yakni membuka tempat ngopi bagi anak muda di sekitar rumahnya.
Hal itu dilakukan agar bapak satu anak itu bisa menutupi biaya makan sehari-hari.
"Berkembang tuh, naiklah ada duit dikit bikin tempat nongkrong, ngopi jadi orang-orang di PIM pada ke situ," tutup Atta.
(*)