Erayani kemudian menyebut KTP sedang diurus karena dia baru saja mengganti nama. Alasan ganti nama, karena ia seorang mualaf.
Awalnya S tidak menaruh curiga, dan masih berpikiran positif. Namun setelah hingga sebulan belum juga bisa tunjukkan KTP, dia merasa ada keganjalan.
Dia semakin merasa aneh karena Erayani selalu sudah berpakaian lengkap dari kamar mandi setiap habis mandi.
"Nggak seperti pria pada umumnya ya, yang biasanya pakai handuk di bawah, dan atasnya pakai kaos kalau keluar dari kamar mandi," ucapnya
Dia kemudian memiliki firasat yang tidak baik kepada menantunya itu setelah kabur dari rumah itu, pindah ke rumah bibi Mawar.
Kepindahannya disusul Mawar dua hari kemudian, karena ingin mengabdi bagi suaminya.
Di rumah bibi Mawar itu, S membawa ketua RT dan juga tokoh masyarakat untuk melakukan penggerebekan.
Erayani kemudian disidang di sana, diminta untuk buat pengakuan soal identitas. Erayani menyebut KTP dan dokumen lainnya sedang dikirim ke Jambi.
Sehari kemudian, dia membawa Mawar kabur ke Lahat naik mobil rental, mengikuti saran dari seseorang yang menghubunginya lewat HP.
"Saya waktu itu dengar agar naik mobil rental saja, jangan naik travel supaya tidak tinggalkan jejak," ucap Mawar kepada Tribun, Senin.
Kepindahan mereka ke Lahat membuat S menjadi semakin pusing. Dia berusaha mencari anaknya tapi tak ketemu.