Maksudnya, kondisi tersebut terjadi dalam jumlah terkendali namun dapat mengancam kesehatan masyarakat lantaran sewaktu-waktu bisa menjadi wabah.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan mampu memahami efek negatif dari virus yang satu ini.
Pasalnya, tidak jarang masyarakat Indonesia yang masih beternak.
“Mengingat Indonesia juga memiliki hewan ternak yang tidak sedikit, pemerintah juga harus menyadari dan mengawasi bagaimana surveillance-nya, bagaimana cara agar hewan termasuk kuda tidak terjangkit Virus Hendra,” jelasnya.
Lantas, apa yang terjadi ketika tertular virus Hendra?
Virus Hendra dapat menular ke manusia melalui kontak erat yang disertai higienitas rendah.
Adapun gejala yang terjadi adalah adanya demam, batuk, sakit pada tenggorokan, atau radang otak.
Virus ini nantinya mampu menyerang sistem pernapasan dan neurologi pada hewan dan manusia.
Adapun virus ini dapat masuk ke dalam tubuh dengan perantara hewan mamalia.
Dengan demikian, virus yang pada dasarnya berasal dari kelelawar ini tidak mudah menular ke manusia.
Virus yang ada pada kelelawar akan lebih mudah menular ke kuda, kemudian dapat menularkan kepada mansuia.