Lantaran tidak didukung ibunya, Tessy memilih menanggalkan seragam tentara dan banting setir menjajal profesi lain.
Tessy lantas bergabung dengan Srimulat Surabaya pada 1979, sebuah grup lawak yang sudah eksis mulai dekade 50-an.
Pada zaman itu, grup lawak kerap berpindah tempat dari satu kota ke kota lain, atau dari satu pasar malam ke pasar malam lain.
Era puncak popularitas Srimulat adalah saat mereka didapuk mengisi acara reguler di stasiun televisi TVRI pada pertengahan era 80-an.
Namun sayangnya perjalanan karier Srimulat terantuk onak duri dan hantaman angin badai.
Satu demi satu, Srimulat ditinggal wafat personel andalan.
Mulai dari Basuki, Lesus, hingga yang terbaru Mamiek Prakoso.
Dengan personel yang tersisa, bisa dibilang pamor grup lawak ini mulai turun.
Belum lagi persoalan regenerasi yang mandek menambah oleng kapal Srimulat.
Badai belum berakhir, karena beberapa personel yang tersisa justru tersandung kasus narkotika.