Miftah menerangkan, ada sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah untuk menghidupkan malam qadar.
Berikut doa yang dianjurkan untuk dibaca saat malam Lailatul Qadar:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Pemurah, dan menyukai memberikan maaf, maafkanlah aku.
Anjuran membaca doa malam lailatul qadar ini disebutkan oleh Rasulullah dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi berikut ini:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: Beliau berkata: Wahai Rasulullah, seandainya aku bertepatan dengan malam Lailatul Qadr, doa apa yang aku katakan? Beliau berkata, “Katakan: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwan fa’fu ‘anni” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf, maka maafkan aku)” (HR. Tirmidzi)
Selain doa tersebut, malam qadar juga bisa dihidupkan dengan memperbanyak dzikir dengan istighfar, ataupun bacaan lain seperti tasbih dan tahmid.
Miftahmengingatkan, motivasi ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan hendaknya dilakukan untuk mendorong agar berproses lebih lebih baik dalam beribadah.
"Luruskan niatnya, bersihkan hati kita, fokus ibadah kita, itu yang menjadi penting. Jangan sampai kemudian kita terbuai hanya mencari 1000 bulan sehingga kemudian kita abai dengan yang lain itu tidak boleh."