Sementara itu, di buku Perayaan Mameugang dalam Perspektif Hukum Islam oleh Iskandar pada 2010, Sultan Iskandar Muda lah yang merayakan tradisi Meugang di masa tersebut.
Sultan Iskandar Muda merayakan Meugang sebagai bentuk rasa syukur dalam menyabut datangnya Lebaran.
Sultan yang mempimpin diketahui meminta lembu atau kerbau dipotong dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat.
Meugang berhubungan dengan gengsi Saking pentingnya tradisi ini, jika ada menantu laki-laki yang masih tinggal di rumah mertua, dia punya kewajiban untuk membawa pulang daging Meugang untuk dimasak, semakin banyak maka semakin bagus pula, dikutip dari Bandaacehkota.go.id.
Kemudian, untuk pasangan pengantin baru, akan sangat memalukan jika tidak membawa pulang dagingnya ke rumah mertua.
Oleh karena itu, mereka akan mempersiapkan bekal untuk Meugang dari lama, sekaligus untuk bisa dimasak saat menyambut bulan Ramadhan.
Akhirnya Meugang pun tak hanya jadi sekadar tradisi tapi juga berhubungan dengan harga diri dan gengsi.
(*)