Ia dan teman-temannya tetap menjalankan tradisi ini untuk merawat rasa persaudaraan di antara mereka dan menjaga warisan leluhur.
"(Tujuan megibung) banyak lah ini keharmonisannya di sini sama keluarga-keluarga di sini, " katanya sambil menikmati sepotong paha ayam bakar, Selasa (12/4/2022).
Menurut Aflin, acara megibung kali terasa spesial karena dua tahun sebelumnya ditiadakan akibat pembatasan kegiatan masyarakat saat pandemi Covid-19.
"Ini spesialnya bisa ramai lagi, kita bisa ngumpul lagi," katanya.
Sementara itu, Takmir Masjid Al-Muhajirin Kepaon Abdul Ghani menjelaskan, tradisi megibung merupakan budaya umat Hindu Bali yang diinkulturasi oleh muslim di Kampung Muslim Kepaon, yang merupakan salah satu kampung muslim tertua di Bali.
Tradisi ini mulai ditanamkan sejak masa kejayaan Kerajaan Badung yang menjadi pusat pemerintahan Puri Agung Pemecutan sekitar seabad yang lalu.
"Jadi awal mula adanya megibung ini dibawa kami oleh sahabat kami Puri Agung Pemecutan, jadi ini sebenarnya budaya Hindu," katanya.
Tak hanya megibung, jejak sejarah hubungan Puri Agung Pemecutan dengan warga Kampung Muslim Kepaon juga bisa dilihat pada tarian Rodat yang hanya dibawakan saat perayaan Hari Raya Idul Fitri.
"Kami juga ada pasukan perang yang ikut memenangkan peperangan antara Kerajaan Badung dan Kerajaan Mengwi (1891).
Karena nggak ada perang, perang ini jadi tarian Rodat melambangkan seni budaya inkulturasi juga," katanya.