ihdinas-sirātal-mustaqīm
"Tunjukilah kami jalan yang lurus,"
Arti potongan ayat ke 6 dari surat Al-Fatihah itu yakni “jalan yang lurus” membuat kita mengharapkan jalur yang tanpa deru dan tanpa debu.
Akan tetapi terkadang kita lupa, bahwa penjelasan jalan yang lurus itu tepat berada di ayat berikutnya.
Jalan yang lurus itu adalah, jalan orang-orang yang telah Kauberi nikmat.
Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Maka membentanglah Al-Qur’anil Karim sepanjang 113 surah setelah Al-Fatihah sebagai surat pembuka untuk memaparkan bagi manusia jalan orang-orang yang telah diberi nikmat itu.
Demikianlah Nabi Muhammad SAW hendak mengajarkan kepada kita, apa makna jalan yang lurus sesuai dengan firman Allah berikut ini,
Dan sesungguhnya allah adalah Rabbku dan Rabb kalian, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus. (Q.s. Maryam [19]:36)
Syekh Ali Jaber dalam sebuah cuplikan ceramahnya menuturkan jika surat Al-Fatihah memiliki keberkahan yang luar biasa karena isinya memuji Allah dan memohon kepada Allah.
Dan setinggi-tinggi permohonan sesudah memuji Allah satu yakni ihdinash shiraathaal mustaqiim.