Follow Us

Wajib Jadi Perhatian, Omicron Bisa Infeksi 2 Kali, Simak Gejala Virus Covid-19 ini yang Menyerang Orang yang Sudah Divaksinasi Penuh

Nabila Nurul Chasanati - Sabtu, 12 Februari 2022 | 08:15
Para ilmuwan masih berdebat soal teori penularan virus corona penyebab Covid-19.
freepik

Para ilmuwan masih berdebat soal teori penularan virus corona penyebab Covid-19.

GridHype.ID - Virus Omicron menjadi momok yang menakutkan belakangan waktu terakhir.

Apalagi Indonesia mengalami lonjakan angka kasus Covid-19.

Terlebih varian Omicron lebih cepat menyebar ketimbang varian Delta.

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (11/2/2022), jumlah kasus Covid-19 global saat ini mencapai 405.963.957 kasus.

Jumlah tersebut naik sebanyak 2.310.856 dari hari sebelumnya. Angka kematian mencapai 5.806.383 kasus dan angka kesembuhan 325.696.477.

Di dalam negeri sendiri, kasus pertambahan pasien terinfeksi corona merata di 34 provinsi.

Dengan pertambahan tertinggi tetap ada di DKI Jakarta.

Terlebih virus corona varian Omicon lebih mudah menular dan kebal terhadap vaksin.

Orang yang sudah divaksin penuh masih bisa terpapar Covid-19 varian terbaru ini.

Mengutip Tribunnews.com, berikut beberapa gejala Omicron paling umum yang terjadi pada seseorang yang sudah divaksinasi lengkap.

Kemudian memperhatikan dua tanda awal yang mungkin dirasakan, seperti yang dikutip dari The Independent.

Baca Juga: 6 Bulan Ditinggal Sang Suami, Penyanyi Namanya Diangkat Ahmad Dhani ini Diam-diam Sudah Menikah Lagi Tanpa Proses Pacaran

Menurut para ahli, sembilan gejala utama yang dialami oleh orang yang sudah divaksinasi lengkap dan mendapat suntikan booster adalah: pilek, sakit tenggorokan, bersin, sakit kepala, batuk, mual, nyeri otot, ruam kulit, dan diare.

Sifat gejala Omicron yang ringan membuat sulit bagi orang untuk membedakannya dari flu biasa.

Namun, menurut Profesor Tim Spector, pembuat Aplikasi Studi Gejala ZOE, "sekitar 50% dari 'pilek baru' saat ini sebenarnya adalah Covid".

2 gejala awal Omicron

Para ahli menyebut ada dua gejala berbeda yang bisa menjadi tanda kemungkinan positif Covid-19, yaitu kelelahan dan pusing/pingsan.

Lebih dari sekadar merasa lelah, kelelahan yang dimaksud yaitu nyeri tubuh hingga menyebabkan otot sakit atau lemah, sakit kepala, bahkan penglihatan kabur dan kehilangan nafsu makan.

Dr Angelique Coetzee, seorang praktisi swasta dan ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan kepada Good Morning Britain bahwa "kelelahan" adalah salah satu gejala utama Omicron ketika varian itu pecah di Afrika Selatan.

Faktanya, 40 persen wanita melaporkan bahwa mereka mengalami kelelahan akibat Covid dibandingkan dengan sepertiga pria.

Menurut jajak pendapat oleh Web MD yang menanyakan kepada pengguna aplikasi seberapa sering mereka mengalami kelelahan dari 23 Desember hingga 4 Januari.

Pusing/pingsan adalah tanda kedua bahwa kamu mungkin menderita Omicron.

Baca Juga: Jadi Bulan-bulanan Netizen Gara-gara Nongkrong Ketika Positif Covid-19, Medina Zein Kini Kembali Bikin Gaduh Nekat Lepas Hijab Gara-gara Diselingkuhi Sang Suami

Sebuah laporan baru dari Jerman menunjukkan bahwa ada hubungan antara pingsan dan Omicron setelah dokter di Berlin menemukan bahwa Covid-19 memicu pingsan berulang untuk pasien berusia 35 tahun yang dirawat di rumah sakit.

Surat kabar Jerman Arztezeitung mengatakan bahwa para dokter dapat melihat "hubungan yang jelas" antara infeksi Covid-19 dan pingsan.

Lantas, bisakah orang yang sudah terinfeksi varian Omicron terinfeksi kembali?

Bisakah reinfeksi varian Omicron? Segala tentang Omicron tengah banyak diperbincangkan.

Dikutip dari Kompas.com, Ilmuwan sendiri terkadang masih belum bisa memberikan jawaban pasti akan pertanyaan-pertanyaan yang datang dari masyarakat mengingat Omicron adalah varian baru yang masih terus berada di bawah pengamatan dan penelitian.

Salah satu pertanyaan yang muncul di tengah masyarakat adalah, bisakah seseorang yang sudah pernah terkena Omicron, akan terkena lagi atau mengalami reinfeksi.

Dilansir dari NBC Chicago, 18 Januari 2022, pertanyaan ini juga sayangnya belum bisa mendapatkan jawaban yang pasti. Dr. Allison Arwady, Chicago Department of Public Health Commissioner, mengatakan bahwa untuk menjawab pertanyaan itu masih dibutuhkan banyak penelitian.

"Pada dasarnya kami melihat, selama tiga bulan semenjak seseorang terinfeksi Covid-19 varian apapun, pasien memiliki risiko rendah untuk terinfeksi kembali varian yang sama," ujarnya.

Namun dengan varian Omicron, kemungkinan yang sama masih tengah dalam penelitian.

"Tapi sambil menunggu perkembangan data, berdasar data varian terdahulu saya berharap pasien yang baru saja terinfeksi Omicron sepertinya tak akan mengalami reinfeksi dalam kisaran waktu beberapa bulan setelahnya," ujar Arwady.

Baca Juga: Indonesia Gelagapan Atasi Lonjakan Kasus Covid-19, Studi Menyebutkan Bahwa Hal Mengerikan Akan Terjadi Jika Virus Corona Infeksi Seorang Penderita HIV

(*)

Source : Kompas.com, tribunnews

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Baca Lainnya

Latest