Indonesia Gelagapan Atasi Lonjakan Kasus Covid-19, Studi Menyebutkan Bahwa Hal Mengerikan Akan Terjadi Jika Virus Corona Infeksi Seorang Penderita HIV

Rabu, 02 Februari 2022 | 18:00

Tempat rawan penularan Covid-19 Omicron

GridHype.ID - Indonesia kini masih dibayang-bayangi dengan meledaknya kasus Covid-19.

Bahkan beberapa hari belakangan kasus Covid-19 di Indonesia masih terus melonjak.

Dilansir dari Kompas.com, data terbaru Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Selasa (1/2/2022) mencatat, terdapat penambahan 16.021 kasus baru virus corona.

Sejalan dengan melonjaknya kasus Covid-19, penambahan kasus Omicron terus merangkak naik.

Hingga Senin (31/1/2022), total ada 2.980 varian Omicron di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.601 merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri dan 1.039 berasal dari transmisi lokal.

Penyebaran masif varian Omicron ke seluruh dunia termasuk Indonesia, gejalanya masih sama dengan gejala Covid-19 pada mulanya.

Mengutip gavi.org, infeksi dengan varian Omicron tampaknya dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu biasa.

Kemungkinan sebagian karena tampaknya lebih menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas daripada saluran pernapasan bagian bawah (yaitu, paru-paru).

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Jakarta Sudah Dihentikan Setelah Covid-19 Merebak, Simak Gejala dan Cara Mencegah Varian Omicron

Terbaru, penelitian menyebut bahwa varian Omicron akan berbahaya jika menyerang orang dengan penyakit tertentu.

Dilansir dari Intisari Online, penelitian menunjukkan betapa berbahayanya SARS-CoV-2 dalam tubuh orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan.

Berita Bloomberg mengutip sebuah penelitian oleh Stellenbosch dan KwaZulu-Natal Universities (Afrika Selatan) bahwa seorang wanita berusia 22 tahun di negara Amerika.

Ia memiliki penyakit HIV yang tidak menerima pengobatan yang tepat tetapi menderita Covid-19 selama 9 bulan.

Selama ini, strain SARS-CoV-2 dalam dirinya mengembangkan 21 mutasi di tubuh pasien .

Setelah wanita ini mulai minum obat HIV, sistem kekebalan tubuhnya diperkuat dan dia pulih dari Covid-19 dalam 6-9 minggu.

Studi lebih lanjut mencatat bahwa bukti menunjukkan Covid-19 dapat bermutasi dengan cepat ketika diasuh pada individu yang mengalami imunosupresi.

Seperti mereka yang tidak memakai obat HIV, dan ini dapat mengarah pada pengembangan varian baru.

Pasien dalam penelitian ini terinfeksi varian Beta.

Ini adalah varian yang ditemukan di Afrika Selatan.

Baca Juga: Sudah Makan 2 Korban Jiwa Akibat Varian Omicron, Pemerintah Pastikan Sistem Kesehatan Nasional Siap Hadapi Puncak Kasus Covid-19

"Kasus ini, seperti kasus lain sebelumnya, menghadirkan jalan potensial untuk munculnya varian baru," katanya.

"Pengalaman kami menunjukkan bahwa pengobatan antivirus yang efektif adalah kunci untuk menahannya," Skenario seperti itu, tambah para ilmuwan di balik penelitian.

Afrika Selatan adalah rumah bagi epidemi HIV terbesar di dunia, dengan 8,2 juta dari 60 juta penduduknya terinfeksi virus imunodefisiensi.

Menurut para ilmuwan, strain SARS-CoV-2 yang diangkat oleh pasien dalam penelitian ini mengembangkan setidaknya 10 mutasi pada protein lonjakan yang membantu virus mengikat sel.

Selain itu, virus juga mengembangkan 11 mutasi lagi di lokasi lain.

Beberapa mutasi mirip dengan yang terlihat pada varian Omicron dan Lambda.

Sementara beberapa konsisten dengan mutasi yang membantu virus menghindari antibodi, tambah para ilmuwan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Masih Meningkat, Luhut Binsar Pandjaitan Prediksi Lonjakan Kasus Omicron Bakal Terjadi Februari Hingga Maret 2022

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kontan.co.id, Intisari Online