Sudah Makan 2 Korban Jiwa Akibat Varian Omicron, Pemerintah Pastikan Sistem Kesehatan Nasional Siap Hadapi Puncak Kasus Covid-19

Selasa, 25 Januari 2022 | 10:30
Tribunnews.com

Pasien Covid-19 varian Omicron di Jakarta terus bertambah. 2 minggu lagi bisa eledak di Jakarta.

GridHype.ID - Data Kementerian Kesehatan mencatat, sejak 15 Desember 2021 hingga saat ini ada 1.161 kasus omicron di Indonesia.

Peningkatan kasus virus corona varian Omicron ini tentu mengkhawatirkan masyarakat.

Sejak Desember 2021 hingga pertengahan Januari 2022 sudah ada kenaikan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia.

Apalagi terbaru, kasus Covid-19 varian Omicrn di Indonesia ini sudah memakan korban jiwa.

Terlebih sudah ada 2 orang yang meninggal lantaran varian Omicron ini.

Dilansir dari Kompas.com, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi pun turut menjelaskan analisis data terkini mengenai dugaan tren peningkatan kasus infeksi akibat varian Omicron ini.

Menurut Siti, sebenarnyameningkatnya tren kasus Covid-19 Indonesia ini sudah terjadi sebelum varian Omicron teridentifikasi di tanah air pada 15 Desember 2021 lalu.

"Untuk di Jawa dan Bali rata-rata menunjukkan peningkatan kasus cukup signifikan," kata Nadia dalam diskusi daring bertajuk Super Immunity on Covid-19 : What and How?, Sabtu (22/1/2022).

Dari data yang ada bahkan, sejak awal Desember yakni pada tanggal 1 Desember 2021 lalu, kasus harian infeksi Covid-19 tercatat 278 kasus.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Masih Meningkat, Luhut Binsar Pandjaitan Prediksi Lonjakan Kasus Omicron Bakal Terjadi Februari Hingga Maret 2022

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia harian ini terus mengalami fluktuasi, tetapi masih terhitung tidak pernah lebih atau masih di bawah 300 kasus per hari sampai 31 Desember 2021.

Dilansir Kontan, mengutip laman covid19.go.id, pemerintah memperkirakan puncak kasus varian Omicron di Indonesia bakal terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Hal ini mengacu pada kejadian di sejumlah negara yang menghadapi varian Omicron.

Mereka mengalami puncak kenaikan kasus yang dicapai dengan cepat dan tinggi dalam waktu antara 35-65 hari sejak kasus pertama ditemukan.

"Dari negara-negara yang sudah melewati puncak kenaikan kasus, menunjukkan bahwa tingkat perawatan di RS (hospitalisasi) untuk pasien Omicron lebih rendah sekitar 30-40% dibanding varian Delta," demikian penjelasan Satgas Penanganan Covid-19.

Sementara itu, mengutip dari Kontan.co.id, pemerintah sendiri sudah memastikan bahwa sistem kesehatan nasional sudah siap menghadapi ancaman kasus Omicron.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, meskipun kasus Covid-19 meningkat pemerintah tetap dalam kendali penuh dalam menghadapi varian omicron.

Jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian dinilai masih lebih rendah, dibandingkan dari kasus puncak varian Delta.

"Pemerintah memastikan sistem kesehatan Indonesia hari ini sudah cukup siap dalam menghadapi Omicron.

Baca Juga: Kasus Varian Baru Omicron Tak Terkendal, WHO Berikan Peringatan dan Sebut 3 Kelompok ini Bisa Beresiko Kehilangan Nyawa

Namun, langkah-langkah bijak dari segenap masyarakat yang mentaati protokol kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah merupakan faktor utama dalam mencegah keparahan yang terjadi," kata Luhut dalam konferensi pers Evaluasi PPKM, Senin (24/1).

Baca Juga: Terpapar Covid-19 Varian Omicron Usai Berlibur di Turki, Ashanty Dituding Kepulangannya ke Tanah Air Hanya Sebarkan Virus

(*)

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber : Kompas.com, kontan.co.id

Baca Lainnya