GridHype.ID - Kasus virus corona di Indonesia masih juga belum menunjukkan penurunan.
Bahkan dikabarkan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia meningkat.
Hal ini diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi.
Mengutip dari Kompas.com, dr Siti Nadia Tarmizi mengumumkan tambahan kasus Omicron di Indonesia, sehingga totalnya menjadi 748 orang per Sabtu, (15/1/2022).
Dia mengungkapkan, mayoritas kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan luar negeri yakni sebanyak 569 kasus, serta transmisi lokal sebanyak 155.
Saat ini Kemenkes masih melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap 24 kasus varian Omicron lainnya.
Dalam webinar Indonesian Congress Symposium on Combating Covid-19 Pandemic without Boundaries, Minggu (16/1/2022) Nadia memaparkan, pelaku perjalanan luar negeri yang terinfeksi Omicron mayoritas berasal dari Arab Saudi, Turki, Amerika, Malaysia, serta Uni Emirat Arab.
Sementara itu, menurut Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa puncak kasus Covid-19 varian Omicron ini bahkan akan menanjak pada Februari hingga Maret 2022.
Dikutip dari Kontan.co.id,hal tersebut diprediksi berdasarkam data yang dihimpun dalam perkembangan kasus di Afrika Selatan.
Saat ini sejumlah negara yang mengalami gelombang varian omicron telah menunjukkan grafik melandai.
"Puncak gelombang omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini," ujar Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas, Minggu (16/1).
Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa kondisi fasilitas kesehatan Indonesia siap dalam menghadapi lonjakan kasus.
Meski begitu, upaya pencegahan tetap perlu menjadi fokus utama.
Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa dan Bali itu menegaskan agar masyarakat tetap menegakkan protokol kesehatan.
Selain itu upaya akselerasi vaksinasi juga akan dilakukan oleh pemerintah.
Luhut bilang saat ini penularan dalam negeri mengalami kenaikan hingga melebihi kasus impor.
Oleh karena itu, penting untuk dilakukan pencegahan penularan.
"Kasus transmisi lokal sudah lebih tinggi dari kasus transmisi yang disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri," jelasnya.
Terkait prediksi lonjakan kasus Covid-19 ini tentu kita harus disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Hal ini sejalan pula dengan anjuran dari Kementerian Kesehatan yang disampaikan oleh dr. Nadia.
"Kita tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, karena Omicron cenderung tidak bergejala, dan mendorong pemerintah daerah melakukan 3T untuk melokalisir potensi terjadinya cluster atau lonjakan kasus," terangnya.
Kemudian, dia juga menyebut pemerintah saat ini tengah berupaya untuk melakukan pengetatan di pintu masuk negara, dan melakukan surveilans atau pemantauan di dalam negeri untuk mencegah penularan dari varian baru virus corona.
"Bukan hanya Indonesia, tapi hampir seluruh masyarakat dunia menghadapi tantangan varian Omicron yang lebih cepat menular dibandingkan varian Delta. Walaupun gejalanya cenderung tidak bergejala dan sangat ringan seperti batuk pilek yang bisa hilang dengan sendirinya," tutur Nadia.
(*)