Hal tersebut cukup mengejutkan lantaran janin tidak tersentuh oleh eh proses diluar tubuh ibunya.
"Janin tetap berada di rahim yang tak tersentuh dan mulai katakanlah terawetkan seperti acar," jelas sang ahli.
Adapun studi dari Universitas Warsawa di Polandia menyebutkan bahwa pH darah dalam mayat termasuk kandungan bisa turun secara signifikan menjadi lebih asam.
Adapun konsentrasi amonia dan asam format meningkat seiring waktu.
Hal tersebut juga dipengaruhi oleh pengisian tubuh dengan natron yang membuat akses oksigen sangat terbatas.
Adapun natron merupakan campuran garam yang dikumpulkan dari dasar danau kering.
Temuan janin di rahim mumitersebut sempat dilakukan oleh ahli radiologi Sahar Salim dari Universitas Kairo di Mesir.
Dirinya mengatakan bahwa tidak ada tulang yang dapat dideteksi dalam pemindaian mumi.
Hal tersebut yang akhirnya membuat identifikasi janin tidak meyakinkan.
Baca Juga: Parasnya Menarik Perhatian, Inilah Mumi Tercantik di Dunia dengan Wajah Utuh Bak Sedang Tidur
Meskipun demikian, ada argumen lain mengenai tulang janin yang sangat kurang termineralisasi.
Hal tersebut mempengaruhi tingkat kesulitan deteksi Setelah mengalami proses pengawetan.