Melalui studinya, seorang Profesor Biologi bernama Heather Patisau dari North California State University mengatakan bahwa beberapa kandungan senyawa kimia di deodoran dapat mengganggu fungsi hormon reproduksi.
Selain itu, kandungan senyawa di deodoran juga dapat merusak hormon perkembangan tubuh.
Beberapa jaringan di sekitar ketiak juga dapat bereaksi dengan kandungan deodoran dan antiperspiran.
Dengan adanya fakta ini, Patisau pun menegaskan bahwa beberapa kandungan deodoran dapat menimbulkan gangguan yang menganggu reproduksi dan memicu kanker.
Kandungan deodoran yang menghambat pori-pori ketiak ini biasanya digunakan sebagai antiperspiran.
Baca Juga: Masih Menghantui Wanita Sedunia, Yuk Kenali 4 Stadium Kanker Payudara Beserta Ciri-cirinya
Penggunaan antiperspiran yang berlebihan dapat membuat alumunium terjebak di jaringan payudara.
Hal ini lah yang kemudian akan membuat jaringan payudara terganggu dan menimbulkan risiko tumor dan kanker terjadi.
Antiperspiran yang masuk ke dalam tubuh melalui deodoran dapat dikeluarkan kembali oleh ginjal saat melakukan penyaringan darah.
Tentu, deodoran dapat menjadi sebuah ancaman bagi seseorang yang memiliki masalah ginjal karena antiperspiran tidak dapat dikeluarkan dan berujung menumpuk.
Selain adanya antiperspiran, deodoran juga memiliki kandungan paraben yang dapat memengaruhi fungsi hormon estrogen perempuan.
Hormon estrogen berperan dalam reproduksi seksual wanita dan menjaga kesehatan payudara.