Pada tahap awal program telementoring ECHO, sebagai Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais bertindak sebagai hub lead (koordinator jaringan) dengan 11 rumah sakit menjadi spoke seperti Rumah Sakit Sanglah di Bali, Rumah Sakit Kandou di Manado, Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung dan Rumah Sakit Abdoel Wahab Sjahranie di Kalimantan Timur.
Pada tahun 2022, 11 rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi hub dan akan mengampu 99 rumah sakit (spoke) nantinya.
Dengan metode ini, Project ECHO dapat dengan cepat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan pelayanan penatalaksanaan kanker di Indonesia.
Dr. Ait-Allah Mejri, Presiden Direktur PT Roche Indonesia turut mengatakan, “Kami senang sekali dapat bermitra dengan Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan Kementerian Kesehatan RI untuk mengimplementasikan telementoring pertama sebagai bagian dari Project ECHO.
Program ini menjadi cetak biru terkait bagaimana sektor swasta dan publik dapat bertindak aktif dan bekerja sama untuk kepentingan negara.
Roche sangat yakin bahwa teknologi digital dapat membantu penyedia layanan kesehatan dan pasien untuk mengatasi masalah aksesibilitas yang ada saat ini.
Sekarang, pasien kanker bisa memiliki harapan lebih baik untuk mendapatkan pelayanan berkualitas dan hasil penatalaksanaan yang lebih baik dimanapun mereka berada.”
Sebelumnya, penandatangan kemitraan untuk Project ECHO antara Kementerian Kesehatan RI, Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais, dan Roche Indonesia telah dilaksanakan tahun lalu.
Kemitraan ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan kemitraan antara Roche dan ECHO Institute, University of New Mexico Health Sciences Center di tingkat global untuk meningkatkan hasil penatalaksanaan kanker melalui Project ECHO yang diimplementasikan di beberapa negara seperti Filipina, Myanmar, Malaysia, Pakistan, Ghana, Pantai Gading, Eswatini, Kanada dan Indonesia.
(*)