Lalu, mengapa hal itu bisa terjadi?
Penelitian itu mendasarkan temuannya pada kebebasan berekspresi dan bukan pada penderitaan yang dialami rakyat dalam sebuah negara.
Di negara-negara maju dan demokratis, menangis menjadi indikator kepribadian dan ekspresi.
Ini secara luas dilihat sebagai tanda kedalaman emosional, bukan ketidakberdayaan.
(*)