GridHype.ID - Perempuan di belakahn dunia manapun masih dibayangi akan bahaya kanker payudara.
Melansir dari Tribun Jabar presentase kematian karena kanker payudara masih mencapai9,6 persen.
Rendahnya kesadaran akan kanker payduara menjadi penyebab tingginya angka kematian.
Seorang penyintas kanker payudara, dr Khairatu Nissa Rangkuti pun berbagi pengalamannya sebagai penyintas dan menceritakan pentingnya deteksi dini.
"Informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) ini belum banyak diketahui oleh perempuan di Indonesia sebagai deteksi dini kanker payudara," ujarnya saat jumpa pers virtual, peluncuran Charm Extra Maxi Pink Ribbon,, Kamis (7/10/2021).
Menurut dr Khairatu, apabila terjadi perubahan pada payudara, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter supaya bisa mendapatkan perawatan yang tepat.
"Dengan deteksi Sadari, kata Khairatu, maka bisa membantu meminimalisir angka kematian akibat kanker payudara dan mengurangi jumlah pasien kanker payudara," katanya.
Dalam acara yang sama, Ahli Bedah Onkologi dan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), DR Walta Gautama mengatakan, sekitar 70% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut.
Padahal jika kanker payudara terdeteksi lebih awal, kata Walta, akan ada lebih banyak pilihan perawatan dan kesempatan untuk bertahan hidup juga akan lebih besar, bisa mencapai 95% apabila terdeteksi pada stadium pertama.
Baca Juga: Kanker Payudara Jadi Momok Mengerikan Wanita Sedunia, Begini Cara Medis Menentukan Stadiumnya
“Oleh karena itu melakukan Sadari penting dilakukan oleh setiap perempuan Indonesia agar bisa mengetahui sejak dini apabila terjadi perubahan pada payudaranya," ucapnya.