Hal tersebut juga terjadi pada manusia.
Manusia mengasosiasikan suara air mengalir dengan kebutuhan untuk buang air kecil.
Ia mengatakan bahwa manusia perlu menghindari pipis saat mandi di pancuran sebagai upaya melatih kandung kemih untuk mengasosiasikan sinyal tersebut.
“Kita perlu menghindari untuk melatih kandung kemih mengasosiasikan sinyak tertentu dengan keinginan buang air kecil,” ujarnya.
Jika suatu saat kita menderita disfungsi dasar panggul, pendendalian kandung kemih akan mengalami masalah.
Kebiasaan itu dapat menyebabkan kebocoran kandung kemih yang dipicu oleh suara air mengalir.
“Kandung kemih kita bergantung pada sinyal yang didapat, baik dari peregangan dinding kandung kemih saat terisi maupun sinyal dari otak yang memberi tahu kapan harus berkontraksi untuk buang air kecil.
Jika membiasakan diri untuk buang air kecil saat mandi di bawah pancuran, lama-kelamaan tubuh akan terpicu untuk buang air kecil dengan suara air mengalir lainnya.
Misalnya saat membuka keran air untuk mencuci tangan atau mencuci piring.
“Bagi sebagain orang, hal ini mungkin hanya sedikit mengganggu. Tapi, bagi orang-orang dengan segala jenis disfungsi dasar panggul, ini dapat bekontribusi pada inkontinensia mendesak,” tambahnya.
Perlu diketahui bahwa inkontinensia mendesak adalah sebuah keadaan buang air kecil yang terjadi karena sekadar memiliki keinginan untuk menggunakan kamar kecil, bukan karena benar-benar ingin buang air kecil.
Baca Juga: Jangan Lagi Suka Menahan Buang Air Kecil, ini Bahaya yang Tak Boleh Dianggap Enteng