Tidak keramas untuk waktu yang lama atau mengganti shampoo dengan alternatif alami bukanlah hal baik, apalagi bagi kita yang tinggal di iklim tropis.
"Shampoo dapat membantu membersihkan kulit kepala dari sebum dan racun. Jika tidak membersihkan sebum di kulit kepala, menumpuk di sekitar folikel rambut dan menyumbatnya. Sebum yang terakumulasi akan merusak selubung di sekitar akar rambut, yang berfungsi untuk menambatkan setiap helai rambut ke kulit kepala," kata Kei.
Jarang keramas juga dapat menyebabkan gatal dan peradangan pada kulit kepala yang dapat menyebabkan rambut rontok juga.
Jadi, seberapa sering kita harus keramas? Jawabannya, bergantung pada kulit kepala dan kondisi rambut seseorang. Kita perlu keramas lebih sering jika kulit kepala berminyak atau cuaca panas.
Memakai kondisioner di akar rambut
Kondisioner seharusnya diaplikasikan pada batang rambut dan bukan pada kulit kepala atau di dekat akar rambut.
Kondisioner juga berfungsi untuk melembabkan dan mengurai rambut, membuatnya tidak boleh diperlakukan sebagai 'pelembab' untuk kulit kepala, yang biasanya dilakukan oleh beberapa orang yang berketombe.
Bahkan jika kita membilasnya, konditioner tetap akan meninggalkan residu di kulit kepala.Hal ini memang tidak menyebabkan kerontokan rambut secara langsung. Kendati demikian, iritasi kulit kepala yang terjadi dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Jadi, jika menghadapi masalah kulit kepala, gunakan produk perawatan kulit kepala yang tepat.
Terlalu sering menyisir
Kei berpendapat bahwa menyikat rambut tidak boleh dilakukan melebihi apa yang diperlukan untuk penataan rambut. Pasalnya, menyisir dapat menyebabkan kerusakan, terutama pada rambut kering, keriting atau dikeriting.