Semenrara Raffaele Gianotti, ahli dermatologi yang merawatnya, dilaporkan meninggal pada Maret.
Kematian Gianotti terjadi beberapa hari sebelum tim dari Badan Kesehatran Dunia (WHO) meminta data tambahan.
Karena itu, tim peneliti kemudian merekomendasikan pencarian kemungkinan kasus corona lain yang bisa memperlihatkan tanggal sebelum Wuhan.
Peneliti menerangkan, mereka memeriksa kasus yang bisa memperkuat garis waktu penyebaran wabah sebelum di Hubei.
Untuk bisa mendapatkan data yang akurat, mereka meminta bank darah di sejumlah negara untuk memberi sampel di akhir 2019 demi mendapat kekebalan virus corona.
Perempuan itu diduga pasien nol setelah pada Juni 2020, darahnya menunjukkan adanya kekebalan corona.
Dr Gianotti sendiri sempat mengambil sampel kulit perempuan tanpa identitas itu pada 10 November 2019.
Sementara Italia dihantam kasus pertama pada Februari 2020, Dr Gianotti mulai mencari sampel kulit untuk melihat apakah ada jejak Covid-19.
Dia melakukan dua kali tes pada sampel tersebut, yang keduanya menunjukkan duri dan cangkang protein virus itu.
Dua tes itu dijadikan pertimbangan oleh Dr Gianotti untuk mencari urutan virus, guna mendapat konfirmasi perempuan itu memang terpapar corona.