Castro mengatakan bahwa tindakan cepat dari komunitas internasional sangat diperlukan saat ini.
Ia menyebutkan bahwa mereka yang saat ini mengalami kelaparan tak berkontribusi pada perubahan iklim justru menanggung beban atas akibat perubahan iklim.
“Orang-orang ini tidak berkontribusi apa pun terhadap perubahan iklim dan mereka menanggung seluruh beban perubahan iklim,” ujarnya.
WFP mengatakan bahwa Madagaskar adalah negara pertama di dunia yang mengalami kondisi memprihatinkan akibat perubahan iklim.
Lebih daru satu juta orang tengah menghadapi kerentanan pangan akut.
Negara tersebut mengalami penurunan produksi pangan yang cukup drastis sejak 2019.
Padahal, sebagaina besar penduduk Madagaskar Selatan bergantung pada pertanian, peternakan, dan perikanan.
Kesulitan akses masuk ke daerah tersebut juga menjadi salah satu penyebab parahnya kelaparan yang terjadi.
Bantuan dari berbagai wilayah sulit masuk ke negara kepulauan tersebut.
Selain itu, wartawan juga mengalami kesulitan mengakses daerah-daerah yang paling terkena dampak kekeringan.