Follow Us

Mengaku Muak Kejar Kesuksesan Sejak Lahir ke Dunia, Kaum Muda China Kian Pesimis dan Pilih Rebahan

Ruhil Yumna - Kamis, 17 Juni 2021 | 14:45
Foto ini diambil pada 13 Juni 2021 menunjukkan hampir 11.000 wisudawan, termasuk lebih dari 2000 mahasiswa yang tidak dapat menghadiri upacara wisuda tahun lalu karena wabah virus corona Covid-19, menghadiri upacara wisuda di Central China Normal University di Wuhan, China. provinsi Hubei tengah.
STR / AFP

Foto ini diambil pada 13 Juni 2021 menunjukkan hampir 11.000 wisudawan, termasuk lebih dari 2000 mahasiswa yang tidak dapat menghadiri upacara wisuda tahun lalu karena wabah virus corona Covid-19, menghadiri upacara wisuda di Central China Normal University di Wuhan, China. provinsi Hubei tengah.

GridHype.ID - Dalam mengejar kesuksesan adaah sebuah hal yang wajar.

Namun, di China 'perlombaan' ini rupanya telah dimulai hanya beberapa menit setelah lahir - dari mulai mengejar sekolah favorit sampai ke pekerjaan bergengsi.

Tapi sekarang, jutaan orang di sana ingin melepaskan diri dari lingkaran tersebut.

Dua kata menggambarkan perasaan frustasi generasi muda di sana, "involusi" dan "rebahan."

Baca Juga: Tempat Parkir di Rumah Baru Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Digadang-gadang Habiskan Miliaran Rupiah, Sultan Andara Rupanya Datangkan Lift Mobil Langsung dari China

Saat Sun Ke lulus dari universitas pada 2017, dia bertolak ke Shanghai untuk mengejar impian yang dimiliki oleh kebanyakan orang pada generasinya - karier yang bagus, mobil, mungkin bahkan sebuah rumah.

Pria 27 tahun itu, tidak menyangka ternyata impian itu sulit diraih. Pada generasi sebelumnya, orang tua Sun Ke berhasil memulai usaha sendiri, dan sekarang memiliki sejumlah properti di kampung halamannya, di sebuah kota kecil dekat Shanghai.

Namun, ketika dia mulai membuka bisnis restoran pada 2018, Sun Ke segera menyadari bahwa waralaba besar dan platform antar barang telah menguasai pasar.

Dia terlambat untuk dapat bersaing.

"Untuk bersaing dengan yang lain dalam aplikasi pengiriman, rekan bisnis saya, dan saya harus merogoh kocek pribadi untuk membebaskan biaya pengiriman dan memberikan diskon kepada pelanggan.

Dan, yang sebenarnya paling untung tetap waralaba besar."

Source : kompas

Editor : Ruhil Yumna

Baca Lainnya

Latest