Karena untuk mengetahui adanya varian baru harus melalui pemeriksaan khusus, yaitu Whole Genome Sequensing (WGS) yang saat ini hanya dipegang hanya oleh dua laboratorium di Indonesia, yaitu Litbangkes Kementerian Kesehatan dan Lembaga Biomolekuler Eijkman.
"Bisa jadi sebenarnya varian virus yang ada di Jakarta sudah ada sebelum waktu kita menemukan dari sampel WGS," kata Dwi pada 23 April lalu.
Selain laboratorium yang terbatas untuk pemeriksaan WGS, kendala untuk mendeteksi varian baru ini karena jumlahnya yang masih sedikit.
Dwi menjelaskan, varian baru mungkin belum berkembang semasif varian lama, sehingga mendeteksi varian baru ini masih sulit untuk dilakukan.
Dalam satu orang yang terpapar Covid-19, misalnya, akan ada banyak varian dalam sampelnya.
Kemungkinan untuk mendeteksi menjadi sulit karena varian lama masih banyak mendominasi saat orang terinfeksi Covid-19.
Kasus varian baru semakin bertambah
Pada April 2021, Dinkes DKI Jakarta mencatat terdapat dua kasus yang ditemukan untuk varian baru Covid-19.
Varian baru yang terdeteksi adalah varian Delta B.1.617.2 yang pertama kali ditemukan di India.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Membludak hingga Duduk Lesehan, Wisma Atlet Siapkan 2.000 Unit Tempat Tidur Tambahan
Varian ditemukan pada pasien Warga Negara Indonesia (WNI) dengan transmisi lokal pada 3 April 2021.