Mereka terdiri dari petugas Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota yang bekerjasama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam serta instansi terkait setempat.
Baca Juga: Segera Menikah Sebelum Ramadan, Aurel Hermansyah Akui Belum Bertemu Orangtua Atta Halilintar
Cara penentuan awal Ramadhan
Melansir pemberitaan Kompas.com sebelumnya, Kalender Hijriah yang digunakan oleh umat Islam berbasiskan pada peredaran bulan.
Sehingga, penentuan awal bulan pada kalender Hijriah dilandaskan pada penampakan hilal atau bulan sabit muda.
Terdapat dua metode untuk mengetahui penampakan hilal, yaitu: Hisab Metode menghitung posisi benda langit, khususnya matahari dan bulan.
Rukyat Observasi benda-benda langit untuk melakukan verifikasi hasil hisab.
"Dua metode tersebut adalah saling menguatkan, bahkan seperti dua sisi mata uang," kata Kasubdit Hisab dan Rukyat Bimas Islam Kemenag Ismail Fahmi, seperti dikutip dari Kompas.com, 30 Maret 2021.
Kendati demikian, berkaca dari pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, metode hisab dan rukyat pernah beberapa kali menghasilkan hasil berbeda dalam penentuan tanggal awal dan akhir Ramadhan.
Ismail mengatakan, Kemenag berharap agar hasil hisab maupun rukyat tidak berbeda.
"Diharapkan tidak berbeda, jika berbeda diharapkan bisa saling menghormati dan menghargai," kata Ismail.