Namun asumsi yang berkembang di lingkup pengguna buru-buru dibantah oleh WhatsApp.
Memperluas penawaran iklan Pembaruan ini sesungguhnya ditujukan untuk memungkinkan dilakukannya pembayaran untuk urusan bisnis.
Baca Juga: Trending di Twitter, Apa Itu WhatsApp GB yang Ramai Dibicarakan
Jadi, aturan ini nantinya memungkinkan Facebook dan WhatsApp berbagi pembayaran dan data transaksi untuk membantu keduanya menargetkan iklan dengan lebih baik.
Facebook dan WhatsApp memang berencana memperluas penawaran iklan dan berupaya menggabungkan platform perpesanannya.
Penerapan aturan baru ini sedianya sudah diterapkan pada Februari ini, namun adanya reaksi negatif dari para pengguna membuat pihak perusahaan menunda pemberlakuannya selama 3 bulan.
Mereka memberikan penjelasan dan waktu lebih lama agar apa yang dimaksudkan bisa benar-benar dipahami dan diterima oleh para penggunanya.
Setelah asumsi liar terkait WhatsApp menyeruak, sederet platform perpesanan lain mulai dilirik oleh pasar.
Misalnya Telegram dan Signal.
Baca Juga: Manakah Aplikasi Chat yang Lebih Aman? WhatsApp, Telegram atau Signal?
Keduanya menerima lonjakan pengguna yang cukup besar, pengguna baru ini berasal dari limpahan pengguna WhatsApp yang mencoba mencari layanan pesan terenkripsi alternatif yang dipandang lebih aman bagi privasinya.
Sebelumnya, WhatsApp sudah digunakan oleh lebih dari 2 miliar orang di seluruh dunia, dengan pengguna terbesarnya berasal dari India.