Ia sudah melatih grup Masamper di sejumlah daerah di Sulawesi Utara.
"Banyak grup Masamper yang saya latih, dari Manado, Bitung, Minahasa, dan sampai Bolaang Mongondow. Sangihe juga ada," ujarnya.
Hingga kini, sudah ada sekitar 30 album lagu yang dia buat.
"Ada yang percintaan, dan rohani. Dalam setahun satu sampai dua album. Memang paling populer lagu Terpesona," katanya.
Tak dapat royalti
Pria kelahiran 49 tahun itu mengatakan, saat lagunya meledak ia belum mendapatkan royalti.
"Memang belum dapat apa-apa sampai sekarang, mungkin berikut-berikut atau satu sampai dua bulan ke depan bisa dapat. Namun tetap bangga," ungkapnya.
"Saya banyak terima telepon terkait tawaran kerja sama dari perusahaan rekaman. Mereka ingin memakai lagu ini. Sudah ada satu perusahaan di Jakarta yang kerja sama," katanya menambahkan.
Dengan adanya kerja sama ini, pihak yang ini menggunakan lagunya bisa langsung ke publisher.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita di Balik Lagu Terpesona, Baru Viral 25 Tahun Kemudian, Meledak tapi Pencipta Tak Dapat Royalti"