"Sepanjang sejarah, kidal dianggap tidak beruntung, atau bahkan jahat," kata Profesor Dominic Furniss, penulis senior bersama dalam penelitian ini, dari Departemen Nuffield untuk Ortopedi, Rematologi, dan Ilmu Muskuloskeletal di Universitas Oxford.
"Di sini kami telah menunjukkan bahwa kidal adalah konsekuensi dari perkembangan biologi otak, sebagian didorong oleh interaksi yang rumit dari banyak gen.”
“Ini adalah bagian dari permadani yang kaya dari apa yang membuat kita menjadi manusia." (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul,"Anda Kidal? Jangan Berkecil Hati, Faktanya Orang Kidal Unggul Tentang Hal Ini dibanding Orang pada Umumnya"