"Kalau pria-pria yang melamar sebelumnya seumuran dengan Mbah Yainem. Tidak jauh lebih muda seperti Mas Jamhar," jelas Tajul.
Setelah menolak pria-pria tersebut barulah Yainem bertemu dengan Jamhar. Keduanya ternyata langsung cinta dan berlanjut ke jenjang pernikahan.
"Kriterianya kalau bilang ke saya, yang paling penting bisa cari pakan kambing, sapi dan bisa sebagai teman di rumah," ujar Yainem.
Yainem memang tinggal sendiri di rumahnya. Suaminya meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dari pernikahannya tersebut.
"Dari pernikahan ini ada pesan moral yang luar biasa. Bahwasanya menikah itu tidak melihat fisik, harta, apalagi keturunan," ucap Tajul.
Baik Jamhar maupun Yainem dengan tulus mencintai satu dengan lainnya.
Jamhar pun tidak merasa malu memiliki istri yang umurnya mungkin lebih tua dengan orang tuanya sendiri.
Lebih lanjut, Tajul mengatakan, pernikahan seperti Yainem dan Jamhar sendiri terbilang sangat langka.
"Selama menjadi kepala KUA sejak tahun 2014, baru kali ini saya menemui pernikahan yang terpaut lebih dari 40 tahun," ucap Tajul.
Tajul berharap rumah tangga Yainem dan Jamhar berjalan lancar.