Dena bahkan tak keberatan jika harus keluar dari rumah jika keputusannya tidak diterima keluarga.
"Aku nggak nyaman menjadi kayak gini dan aku memilih menjadi seorang wanita karena aku perempuan.
Dan kalau mama papa nggak setuju it's okay aku pergi aja atau gimana.Percuma kalau kayak gini aku merasa aku mati," lanjutnya.
Mendengar keputusan besar tersebut, ibu Dena Rachman menangis.
Sementara ayahnya begitu kaget.
"Nyokap nangis, bokap syok," ungkapnya.
Setelah itu mereka mengobrol secara terbuka.
"Kita berkomunikasi lebih baik, ngobrol.Selama ini kita yang membangun tembok, itu hancur."
Orangtua Dena Rachman khawatir dengan masa depan sang anak jika menjadi transgender.
Namun Dena meyakinkan orangtuanya jika dia akan menerima konsekuensi dari keputusan itu.