"Mengetahui bahwa ada gen yang tumpang tindih dan bagaimana mereka berfungsi bisa membuka jalan baru untuk mengontrol virus corona, misalnya lewat obat antiviral," imbuhnya lagi.
Sayangnya, masih banyak yang belum diketahui tentang ORF3d, seperti mengapa ia bersembunyi di dalam SARS-CoV-2 dan apa fungsinya.
Untuk saat ini, yang para peneliti temukan setelah memeriksa database genomik adalah bahwa gen ini ternyata sudah pernah diidentifikasikan sebelumnya, yakni pada satu varian virus corona yang ditemukan di trenggiling di Guangxi, China.
Selain itu, ORF3d juga pernah diidentifikasikan secara independen dan ditemukan mampu menimbulkan respons antibodi kuat pada pasien Covid-19.
Hal ini menunjukkan bahwa protein dari gen baru ini diproduksi ketika virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menginfeksi manusia.
Nelson mengatakan, kami tidak tahu apa fungsinya atau apakah ia memiliki peran penting secara klinis.
Tapi kami memprediksi bahwa gen ini kemungkinan tidak bisa dideteksi oleh respons sel T, kebalikan dari respons antibodi.
"Dan itu mungkin ada hubungannya dengan bagaimana gen ini bisa bangkit," ujarnya.
Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal eLife.
(*)