"Orang tuanya menyikapi kami menindaklanjuti dan kemudian mengamankan orang itu. Ternyata memang tidak benar, dan sudah diklarifikasikan ke orang Metro TV juga kita undang untuk datang itu, apa benar ga? Enggak ada," jelasnya.
Dia mengatakan motif pelaku mengunggah terkait pengakuan tersebut hanya sebagai candaan saja.
"Dia itu hanya marah, becanda aja," jelasnya.
Di sisi lain, Tubagus mengatakan pihaknya masih menyimpulkan kasus Yodi sebagai kasus bunuh diri hingga saat ini.
Sebaliknya, penangkapan itu hanya tindak lanjut dan bentuk kepedulian Polri terkait adanya laporan dari keluarga korban dan masyarakat.
"Sampai sekarang kami masih dalam kesimpulan yang pernah saya sampaikan. Kita amankan pelaku dengan asumsi yang pertama apa benar informasi itu. Walaupun kita yakin tidak benar," jelasnya.
"Yang kedua adalah dalam rangka pelayanan kepada pihak keluarga korban tempat dimana Yodi bekerja semasa hidupnya, artinya ada informasi itu kami merespons kami amankan di daerah Riau, setelah dibawa kesini kita periksa dan memang tidak ada (mengarah pelaku pembunuhnya, Red)," tandasnya.
Untuk diketahui, Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menyimpulkan tewasnya editor Metro TV Yodi Prabowo diduga kuat karena bunuh diri.
Kesimpulan itu didapat berdasarkan hasil lima analisa meliputi olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), hasil Laboratorium Forensik Polri, hasil Kedokteran Forensik, analisa para saksi dan ahli, serta hasil CDR.
Bukti- bukti yang dikumpulkan polisi memiliki muara yang sama yakni dugaan korban meninggal dunia karena bunuh diri di pinggir Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ulujami, Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Juli 2020.