Pada kesempatan itu, Nadiem juga memaparkan pengajuan anggaran Rp 1,48 triliun untuk program kurikulum dan asesmen kompetensi minimum (AKM).
AKM adalah pengganti ujian nasional (UN) dan termasuk kegiatan prioritas dalam program Merdeka Belajar untuk tahun anggaran 2021.
"Kita akan pindah tahun depan ke asesmen kompetensi dan survei karakter," kata Nadiem.
"Jadi banyak sekali fokus kita kepada cara mengukur diri kita sendiri sebagai sistem pendidikan dengan standar yang lebih global," tuturnya.
Secara rinci, anggaran tersebut terdiri dari kegiatan pelatihan dan pendampingan kurikulum untuk guru dan tenaga kependidikan (GTK) sebesar Rp 518,8 miliar, pengembangan kurikulum dan perbukuan sebesar Rp 137,8 miliar, serta implementasi kurikulum pada satuan pendidikan dan daerah sebesar Rp 346,9 miliar.
Baca Juga: Gampang dan Nggak Ribet! Hanya dengan Ponsel di Tangan Kamu Bisa Klaim Token Listrik Gratis dari PLN
Kemudian, asesmen kompetensi minimum (AKM) dan akreditasi sebesar Rp 358,2 miliar dan pendampingan pemerintah daerah terkait AKM dan tindak lanjut hasil AKM sebesar Rp 120,2 miliar.
Menurut Nadiem, perubahan sistem ini tidak akan dilalui dengan mudah.
Namun, ia yakin, pemerintah mampu menyediakan infrastruktur memadai bagi sekolah-sekolah.
"Tentu akan ada banyak sekali tantangan dan pembelajaran untuk asesmen yang baru. Tapi Insya Allah dengan dukungan semua kepala dinas, kita akan bisa memastikan infrastruktur siap," ujarnya.