Menurutnya, film Tilik jarak refleksinya antara penggambaran kehidupan sehari-hari dengan masa sekarang dekat sekali.
"Jadi yang pertama film itu viral karena film itu mampu menampilkan sebuah realitas kehidupan perempuan kelas menengah ke bawah dengan segala macam corak dan isinya itu sangat dekat," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/8/2020).
Dia melanjutkan, film itu menggambarkan perempuan yang memiliki solidaritas mekanik di kelas menengah ke bawah.
Drajat menjelaskan solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat ketika berkumpul.
Mereka berkumpul karena perasaan. Mereka, imbuhnya diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja antar anggota kelompok.
"Maka dari itu, ketika di truk para ibu-ibu bebas bercerita tentang bermacam-macam hal," jelas dia.
Kaum Dominan
Selain itu, menurut Drajat film itu viral karena merepresentasikan perempuan sebagai kaum dominan. Biasanya perempuan digambarkan sebagai kanca wingking.
Akan tetapi di film itu diungkap bahwa sebenarnya perempuan atau ibu-ibu lebih dominan dibanding laki-laki. Hal itu menurutnya, seperti yang biasa terjadi di Jawa.
"Sebenarnya mereka dominan di dalam kehidupan sehari-harinya, bahkan polisi bisa dibentak-bentak dan akhirnya polisinya menyerah itu kan menunjukkan perempuan-perempuan menengah ke bawah itu dominan," katanya.