GridHype.ID - Keputusan Gibran Rakabuming maju di Pilkada Solo, membuat gaduh publik.
Banyak yang menuding bahwa yang ia memanfaatkan jabatan sang ayah, Presiden Jokowi.
Setelah sekian lama bungkam, kakak dari Kaesang Pangarep ini akhirnya buka suara.
Baca Juga: 2 Minggu Jadi Ibu, Vanessa AngelUnjuk Gigi Urus sang Anak, Caranya Mandikan Bayi Jadi Sorotan
Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka merespons isu dinasti politik terhadap dirinya setelah resmi mendapatkan rekomendasi PDI-P maju pada Pilkada 2020.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu mengatakan, keikutsertaanya di Pilkada Solo merupakan sebuah kontestasi sehingga tidak ada jaminan ia akan menang.
"Saya kan ikut kontestasi. Bisa menang, bisa kalah.
Tidak diwajibkan memilih saya. Bisa dipilih, bisa tidak," kata Gibran dalam konferensi pers yang digelar PDI-P secara daring, Jumat (24/07).
Karena itu, dia merasa heran apabila ada yang mengatakan dirinya merupakan bagian dari upaya pembangunan dinasti politik seorang Jokowi.
Lagipula, menurut Gibran, dirinya pun tidak ditunjuk begitu saja oleh PDI-P untuk mendapatkan kursi calon Wali Kota Solo.
"Ini kan kontestasi, bukan penunjukkan.
Kalau yang namanya dinasti politik, di mana dinasti politiknya? Saya bingung kalau orang-orang bertanya seperti itu," tutur dia.
Gibran pun selalu menjelaskan perihal isu dinasti politik kepada warga Solo yang ia temui selama ini.
Menurutnya, sebagian besar warga Solo memahami dan menerimanya dengan baik.
"Kalau di Solo ya, warga-warganya sudah ngerti kok.
Jadi tiap kali blusukan, warga menerima saya dengan tangan terbuka," lanjut dia.
"Jadi yang masih meributkan dinasti politik, itu kan ya dari orang-orang... dan kita tahu orang-orangnya siapa dan yang diributkan itu-itu saja," imbuh Gibran.
Bagi Gibran, pencalonannya di Pilkada Solo ini merupakan upaya dirinya untuk memberikan manfaat kepada lebih banyak orang.
Baca Juga: Satu Keluarga Muntah hingga Jalani Tes Covid-19 Akibat Temukan Benda Menjijikkan Ini Dalam Sup
Gibran menambahkan, jika selama ini ia hanya 'menyentuh' karyawan-karyawan perusahaannya saja, maka ia berharap dapat 'menyentuh' masyarakat Solo melalui kebijakan-kebijakannya nanti.
"Kalau saya jadi pengusaha, yang bisa saya 'sentuh' pegawai saya saja.
Kalau saya masuk politik, yang bisa saya sentuh kalau di Solo 500.000-an orang yang bisa saya sentuh melalui kebijakan-kebijakan saya," kata dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulGibran: Tidak Diwajibkan Memilih Saya, Bisa Menang Bisa Kalah...