Tulisan tersebut menggambarkan bahaya dari minyak kelapa sawit sama halnya bahaya dari tembakau dan alkohol yang dikonsumsi manusia.
Menurut WHO konsumsi minyak kelapa berdampak negatif baik bagi manusia dan kesehatan di bumi.
Bahkan pernyataan WHO setahun lalu itu tak pernah meralat penyataannya tersebut.
Oleh kegeraman tersebut, Wakil Menteri Luar Negari, Mahendra Siregar menyurati WHO secara keras.
Baca Juga: Roy Kiyoshi Stres Lantaran Dibully Saat Berada di Penjara, Denny Darko: Peti Matinya Sedikit Terbuka
Ia pun menyarankan agar otoritas kesehatan seluruh dunia itu menciptakan perspektif yang seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit.
Mahendra pun juga menyindir WHO untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan saran yang bersifat umum untuk masyarakat dunia.
Melansir dariKontan.co.id, Rabu (13/5/2020), Mahendra mengatakan pemerintah Indonesia prihatin dengan konten materi yang tidak berimbang di tengah pandemi virus corona seperti saat ini.
Padahal konsumsi minyak sawit sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia di tengah isu kesehatan seperti saat ini.
Dalam surat tersebut, terdapat 7 poin yang mengoreksi artikel WHO.
Baca Juga: Bau Mulut Saat Puasa Ramadan? Yuk Atasi dengan 3 Obat Rumahan Ini, Terbukti Efektif
Salah satunya, Mahendra meminta WHO untuk membuat perubahan pada isi publikasi, menerapkan prinsip imparsialitas sebagaimana layaknya Badan PBB, menciptakan perspektif yang lebih seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit, serta menerapkan prinsip kehati-hatian ketika menerapkan saran yang bersifat umum ke dalam konteks yang bersifat khusus.