Harbin waktu itu dihuni oleh banyak komunitas Tiongkok, Jepang dan Rusia dengan banyak kegiatan komersial yang melakukan aktivitas perdagangan.
Menariknya, sama dengan Virus Corona, wabah ini muncul karena perdagangan berbagai jenis bulu terkenal, dari berbagai jenis hewan liar.
Wabah itu diyakini berasal dari bulu berang-berang, hewan pengerat yang hidup di padang rumput dan stepa di Mongolia dan Manchuria (Wilayah Heilongjiang saat ini).
Pedagang Eropa, Amerika dan Jepang membeli bulu, dan kulit berang-berang tanpa menyadari bahayanya saat itu.
Pada Abad ke-20, bulu berang-berang sangat populer karena kualitasnya yang baik.
Ribuan pemburu berbondong-bondong ingin mendapatkannya, harganya pun juga melonjak drastis, tapi akhirnya wabah itu muncul dan memberangus warga Tiongkok saat itu.
Awalnya banyak yang tidak menyadarinya sampai sekelompok dokter Rusia di Manchuria, datang untuk melakukan penelitian.
Gejalanya mengkhawatirkan, ketika menginfeksi, pasien akan mengalami demam tinggi dan batuk darah, kemudian mereka meninggal.
Di Manchuria, orang mati banyak tergeletak di jalanan, kereta barang diubah menjadi ruang isolasi.