Tahun 48 sebelum Masehi. Telah beberapa hari Julius Caesar menduduki kota Alexandria. Pada suatu malam datang seorang lelaki menghadap jenderal Roma itu, dengan memikul gulungan permadani.
Sampai di hadapan Caesar permadani ia letakkan di tanah. Tali yang mengikat gulungan dipotong. Maka muncullah di depan mata Caesar wanita umur duapuluhan tahun dari permadani : molek, ramping, bermata biru, hidung mancung, kulit putih, rambut terurai,
“Saya Cleopatra", katanya sambil tersenyum.
Hari berikutnya si cantik Cleopatra sudah duduk di samping Caesar sebagai kekasihnya. Caesar, jenderal penuh disiplin dan salah satu genius terbesar dalam kemiliteran, terjerat oleh Cleopatra, Ratu Mesir.
Beberapa bulan kemudian di bengawan Nil nampak kapal beriring-iring. Paling depan dahabigeh kerajaan: perahu sepanjang 300 meter, lebar 55 meter dan setinggi rumah duapuluh tingkat. Ini perahu Caesar dan Cleopatra.
Didalamnya terdapat banyak kamar-kamar pesta, kuil-kuil Venus dewi asmara dan Dyonisos dewa anggur. Perahu mewah ini diiringi 400 kapal lainnya dengan beribu-ribu serdadu Roma dan Mesir.
Rombongan Caesar dan kekasihnya menuju Thebe, ibukota lama dari kerajaan Mesir; kemudian ke air terjun Aswan. Dalam perjalanan yang lamanya 5 minggu itu pesta pora tak ada hentinya. Sebab Cleopatra yang pada waktu itu mengandung, ingin menghadiahkan kerajaan Mesir kepada jenderai Roma kekasihnya.
Sepulangnya dari perjalanan Cleopatra melahirkan anak laki-laki: Cesarion alias Ptolemaeus Caesar. Baru sesudah ini Caesar berangkat lagi kemedan perang Asia Kecil (Tentang peperangan inilah Caesai menulis kalimat yang terkenal itu: Veni, vidi, vid, aku datang. aku melihat, aku menang). Kemudian ke Afrika Utara lagi untuk menghancurkan sisa-sisa pengikut Pompeius.
Caesar berada di Roma. Begitu perang selesai, Caesar merindukan kekasihnya. Cleopatra bersama Cesarion didatangkan ke Roma. Mereka ditempatkan oleh Caesar disuatu villa indah dipinggir bengawan Tiber.