"Mereka dulu menarik simpati para dermawan, terutama pada saat Idul Fitri. Eisha terus mengemis setelah ibu dan saudarinya meninggal dunia. Dia hanya seorang perempuan tua, buta, dan tidak memiliki keluarga di dunia ini," kata Saedi yang memakamkan Eisha di pemakaman Ummana Hawwa, di kawasan Al-Ammariya.
Baca Juga: Kisah Tammy Saunders, Wanita yang Terserang Meningitis Hingga Harus Kehilangan Separuh Wajahnya
Saedi adalah satu dari sedikit orang yang mengetahui kekayaan yang dikumpulkan Eisha.
Dia mengatakan berulang kali meminta Eisha untuk berhenti mengemis.
"Saya katakan dia sudah memiliki cukup banyak harta, maka berhentilah mengemis. Namun, dia menolak dan mengatakan dia harus bersiap pada masa susah," ujar Saedi.
Sebelum meninggal, pengemis kaya raya tersebut memberikan semua perhiasannya kepada Saedi dan mengatakan agar tetap menyimpan perhiasan itu hingga waktu yang tepat untuk menjualnya.
Pesan itu disampaikan Eisha 15 tahun lalu saat koin emas berharga sekitar Rp750.000 per buah.
Namun, kini harga sebuah koin emas mencapai Rp3 juta.
Merasa bertanggung jawab, Saedi melaporkan hal ini ke polisi dan pengadilan setempat.
Pengadilan menyatakan masalah ini akan diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Saedi mengatakan, sejumlah keluarga tinggal di empat bangunan milik pengemis kaya raya tersebut. Perempuan itu membiarkan mereka tinggal di gedung miliknya itu.