Sebab, di waktu yang nyaris bersamaan terjadi hujan petir di sekitar Gunung Salak.
Hal ini pun kemudian memicu netizen Twitter menjadikan Gunung Salak sebagai trending.
Dilansir dari Wartakotalive.com, trending Gunung Salak dimulai sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari.
Semula trending dengan kata Gunung Salak, mulai Minggu Dini Hari disertai tanda pagar (tagar) menjadi #GunungSalak.
Baca Juga: Bukan Dentuman Gunung Anak Krakatau, Mbah Mijan Justru Dapat Terawangan Lebih Mengerikan, Apa?
Berdasarkan kejadian tersebut, senada dengan BMKG, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali memastikan dentuman yang terdengar oleh sebagian masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) bukan berasal dari erupsi GAK.
"Bukan (dari GAK), melainkan dari sumber lain. Nah, sumber lainnya kami tidak bisa menentukan," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Nia Khaerani, melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan berdasarkan laporan dari pos pemantauan terdekat di sekitar GAK, petugas tidak menemukan bahwa dentuman itu berasal dari GAK karena intensitas erupsinya relatif kecil, sehingga tidak mungkin menghasilkan suara dentuman yang terdengar sampai 125 kilometer ke wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Heboh Suara Dentuman yang Terdengar di Jakarta Hingga Bogor, PVMBG: Bukan dari Anak Krakatau
"Apalagi di pos pengamatan Gunung Anak Krakatau sendiri yang jaraknya 42 km. Itu tidak terdengar," katanya.
Meski demikian, petugas di sekitar pos pemantauan Gunung Gede, Bogor, dan Gunung Salak di Sukabumi, menurut laporan memang mendengar juga adanya suara keras.
Tetapi mereka menduga suara itu berasal dari petir saat hujan petir yang terjadi menyusul erupsi di GAK.