"Jika seseorang punya virus ini di lab, dan katakanlah 'dilepaskan', tidak mungkin virusnya bisa menginfeksi manusia.
"Sars-CoV-2 memiliki perubahan tambahan yang bisa membuatnya menginfeksi manusia," ujarnya.
Pasalnya, virus dari kelelawar akan berkembang dan berevolusi beberapa tahun sebelum bisa bermutasi dan menyerang manusia.
Virus kelelawar yang ditanyakan tersebut ditemukan oleh sekelompok peneliti yang termasuk ilmuwan dari Institut Virologi Wuhan.
Analisis dari para ilmuwan Wuhan temukan kesamaan 96 persen antara virus kelelawar dengan seluruh genom Sars-CoV-2.
Namun virus Corona baru ini memiliki adaptasi pada protein pengikatnya, yaitu bagian virus yang bisa mengikat ke sel manusia.
Hal itu tidak pernah terlihat secara dekat dari virus Corona dari kelelawar.
Setidaknya itulah kesimpulan dari kelompok ilmuwa lain yang lakukan analisis genetis komprehensif terkait bagaimana Sars-CoV-2 dibandingkan dengan urutan rantai virus lain.
Penemuan mereka kemudian didaftarkan ke jurnal Nature Medicine.
Artikel mereka menjelaskan mendetail mengenai kemungkinan 'lepasnya virus Corona baru dari laboratorium', tetapi mereka juga jelaskan mengapa hal tersebut bukan penjelasan terbaik mengenai evolusi patogen mematikan tersebut.