Seperti tidak belajar dari pengalaman, pedagang di pasar ini justru dengan santainya kembali menjualbelikan hewan-hewan liar untuk konsumsi.
Bahkan, berdasarkan informasi yang beredar, pasar tersebut kembali dibuka tanpa adanya tindakan pencegahan.
Hal ini diketahui dari seorang saksi mata yang telah melaporkan kepada UK Daily, bahwa kerumunan besar terlihat langsung di pasar tetapi tanpa adanya tindakan pencegahan.
Menurut saksi mata, belum ada langkah yang diambil untuk mengatur kebersihan sehingga meninggalkan kemungkinan gelombang wabah terbuka kembali.
Tak hanya itu, berdasarkan laporan dailymercury, terdapat seorang penjual obat di sebuah pasar di Dongguan, China selatan, yang mengiklankan kelelawar, ular, kadal, dan kodok untuk pengobatan penyakit umum.
"Pasar telah kembali beroperasi dengan cara yang persis sama seperti yang mereka lakukan sebelum wabah virus corona," kata seorang pengunjung.
Sementara pasar lain di Guilin, China Barat Daya, juga tampak pedagang yang menjual kucing dan anjing yang dijajakan dalam kandang dengan kondisi kotor dan siap untuk disembelih.
Padahal virus corona (Covid-19) bukanlah virus pertama yang berawal dari pasar hewan, melainkan wabah SARS pada 2003 juga diduga berasal dari sana.
Sebuah studi pada 2007, yang diterbitkan di Universitas Hong Kong menggambarkan budaya makan di pasar hewan liar ini sebagai "bom waktu" untuk virus baru.