GridHype.ID - Indonesia tengah berduka akan kepergian sosok ibu dari orang nomor satu di negeri ini.
Ya, ibunda Presiden Joko Widodo mengehembuskan napas terakhirnya di usia 77 Tahun pada Rabu (25/3/2020).
Ibunda Presiden Joko Widodo telah berjuang melawan kanker selama 4 tahun.
Baca Juga: Berita Duka, Ibunda Presiden Joko Widodo Meninggal Dunia diUsia 77 Tahun
Almarhumah ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo, dikenal sebagai sosok yang sederhana.
Telah berpulang ke Rahmatullah, kini sosok Sujiatmi Notomiharjo dapat diingat kembali melalui buku berjudul Saya Sujiatmi, Ibunda Jokowi.
Selain yang tertuang di dalam buku tersebut, banyak pelajaran yang terselip di balik penggarapannya.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Umumkan Kabar Baik Terkait Virus Corona, Berikut Ulasannya
Hal ini diakui oleh sang penulis, Kristin Samah.
Kristin Samah menggarap buku tentang Ibunda Jokowi bersama dengan rekannya, Fransisca Ria Susanti.
Ketika penggarapan, Kristin dan Fransisca melakukan pendekatan dengan wanita yang disapa Eyang Noto itu.
Baca Juga: Anaknya Jadi Orang Nomor Satu, Pesan Mendiang Ibu Jokowi: Jangan Aneh-aneh Diberi Amanah Sama Rakyat
Mereka pun mengikuti kegiatan sehari-hari Eyang Noto di kediamannya di Solo, Jawa Tengah.
Baru hari pertama mereka berkegiatan bersama, Kristin sudah dikejutkan dengan sosok Eyang Noto.
Saat itu mereka hendak berkeliling Solo dengan menggunakan kendaraan pribadi milik keluarga Jokowi.
“Ketika awal-awal kami diajak berkelilin Solo. Kami menaiki mobil yang menurut saya biasa aja tidak mewah,” cerita Kristin dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Kamis (26/3/2020).
Melihat kendaraan sederhana milik keluarga Presiden, Kristin pun menuai pelajaran baru dari sosok Eyang Noto.
Mobil yang sederhana itu mengangkut penuh penumpang. Kristin, Eyang Noto, dan penumpang lainnya duduk berdesakkan.
Kristin pun memberanikan diri untuk bertanya, “Di dalam mobil itu penuh ya. Saya bertanya, bu kok mobilnya kayak gini? kita berdesakan.”
Jawaban Eyang Noto pun menggambarkan betapa sederhana dirinya.
“Beliau menjawab, ‘mba untuk apa punya mobil 10? apa iya kalau mau pergi 10-10nya dipakai’,” cerita Kristin mengutip kalimat Sujiatmi Notomiharjo.
“Almarhumah mengajarkan pada kita bahwa kepemilikan barang itu lebih pada fungsinya lebih pada manfaatnya bukan gengsi atau prestasi.”
“Itu yang membekas dalam diri kita penulis yang mengerjakan.”
“Bagi almarhumah barang itu lebih pada fungsinya, ‘Yang penting tidak mogok mba’,”
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Hidup Sederhana, Ibunda Jokowi Tak Minat Punya Mobil Mewah: Yang Penting Tidak Mogok(*)