Dinkes juga akan tetap mengecek kembali data jumlah ODP yang ada di Solo untuk menghindari over diagnosis.
"Data yang saya terima banyak banget, makanya saya akan cek, apakah ini over diagnosis atau tidak," jelas Siti.
"Kalau tidak, ya ini yang kita awasi agar mata rantainya segera putus dan akan diberlakukan karantina mandiri, kalau mata rantai penularannya itu kita putus, lebih cepat terkendali," tambahnya.
Selain jumlah ODP, Siti juga mengungkapkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang berada di Solo.
"PDP yang ada di Solo ada 19 orang dengan rincian warga Solo berjumlah 4 orang dan dari luar Solo sebanyak 15 orang," kata Siti.
"Mereka dirawat di rumah sakit lini pertama dan lini kedua, RSUD Dr Moewardi ada, RS dr Oen kandang sapi ada, RS PKU Muhammadiyah Solo ada, RS Kasih Ibu ada," imbuhnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kehadiran rumah sakit swasta sebagai rumah sakit lini kedua adalah untuk membantu Pemerintah Kota Solo dalam memutus mata rantai virus Corona.
"Ini bentuk partisipasi dari rumah sakit swasta, jangan timbul persepsi, jangan ke rumah sakit X, karena memang pihak rumah sakit telah menjalankan pencegahan dan pengendalian infeksi," jelas dia.
"Intinya sekarang kasus diobati, jangan sampai rantainya tambah panjang," tandasnya. Untuk diketahui, padahal beberapa hari ini jumlah OPD di Solo bisa dihitung dengan jari.