Ketika Vallance ditanya apakah kasus di Jepang berarti imunitas kelompok tidak lagi bisa diperoleh, ia menjawab beberapa orang memang terkena virus menular untuk kedua kalinya, tetapi jarang terjadi.
Ia menambahkan, tidak ada bukti yang menunjukkan itu akan terjadi dengan virus corona.
Prof. Whitty menjelaskan, jika tidak ada kekebalan jangka panjang, setidaknya setiap orang mempunyai kekebalan jangka pendek.
Prof Jon Cohen, profesor emeritus penyakit menular di Brighton and Sussex Medical School juga menanggapi hal ini.
"Jawabannya adalah kami belum tahu (tentang infeksi ulang) karena kami belum memiliki tes antibodi untuk infeksi, walaupun kami akan segera mendapatkannya."
"Namun, berdasarkan infeksi virus lain, begitu seseorang terinfeksi, mereka umumnya akan kebal dan tidak terkena lagi. Akan selalu ada pengecualian, namun itu ekspektasi yang masuk akal."
Sementara itu, pejabat Dubai Health Authority (DHA) mengatakan tidak ada informasi medis untuk mendukung klaim bahwa infeksi virus corona dapat muncul kembali pada seseorang yang telah melewati masa pemulihan.
"Kemungkinan infeksi ulang setelah pemulihan penuh tidak diketahui," kata Dr. Hend Al Awadhi, Head of Health Promotion and Education Section di Public Health Protection Department DHA.
"Kemungkinan infeksi ulang sangat kecil," katanya dalam tweet yang diunggah oleh Dubai Media Office pada Selasa, 17 Maret lalu.