Menurut Oh, saat ini dirinya sudah terbiasa dengan tempat tinggalnya itu. "Saya sekarang sudah tahu letak dimana ada gundukan dan lampu berada," ucapnya.
Film Parasite yang disutradarai Bong Joon-ho mengisahkan tentang sisi lain kehidupan Korsel dimana masih terdapat jurang kesenjangan sosial yang sangat kontras.
Banjiha merupakan potret kerasnya kehidupan di kota-kota besar di Korsel.
Keberadaan banjiha sendiri sudah cukup lama. Sejarah tempat tinggal di ruang-ruang kecil ini bisa ditarik saat perang Korea antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Pada tahun 1968, tentara Korea Utara menyelinap masuk ke Seoul dalam misi membunuh Presiden Korea Selatan Park Chung-hee. Upaya pembunuhan itu gagal.
Baca Juga: Istri Kedua Minta Cerai, Kiwil: Keputusan Ada di Tangan Saya!
Lantaran kekhawatiran adanya serangan Korut, Pemerintah Korsel memperbaharui aturan, dimana semua bangunan apartemen bertingkat rendah yang baru dibangun harus memiliki ruang bawah tanah untuk difungsikan sebagai bunker saat keadaan darurat.
Namun, lama kelamaan seiring masa damai, bunker tersebut dialihkan pemilik apartemen untuk disewakan sebagai tempat tinggal murah. Meski awalnya menyewakan banjiha merupakan tindakan ilegal.
Tetapi karena permintaan hunian yang meningkat pesat serta krisis properti di tahun 1980-an, membuat kebutuhan papan semakin menipis di kota-kota besar, memaksa pemerintah melegalkan ruang bawah tanah bisa ditinggali.
Tahun 2018, PBB mencatat meskipun Korsel jadi negara dengan ekonomi terbesar di urutan ke-11 dunia, perumahan bagi warga miskin masih jadi masalah yang tak kunjung terselesaikan di negara itu. Untuk pekerja di bawah usia 35 tahun, rasio kemampuan sewa terhadap pendapatan masih berkisar 50 persen.
Kondisi ini membuat banjiha jadi alternatif hunian terjangkau dengan sewa bulanan sekitar 540.000 won atau sekitar 453 dollar AS per bulannya. Sementara gaji rata-rata orang berusia 20-an tahun sekitar 2 juta won atau 1.679 dollar AS per bulan.