"Kalo pasien kanker ada, Bu?" tanya pihak Kejati.
"Yang saya ambil adalah gaibnya, soal dia nanti selesai dari saya tetep harus ke dokter," jawab Ningsih.
Selanjutnya, giliran pihak Sentra Pengembangan, Penerapan dan Pengobatan Tradisional (SP3T) yang bertanya, dari mana ilmu pengobatan Ningsih didapatkan.
"Waduh, kalau saya sendiri bingung jawabnya ya, karena saya tidak belajar, saya tidak minta. Itu berdasarkan ujian-ujain yang saya terima akhirnya saya sering kali, bukan bermimpi kaya keliatan nyata, memang selalu, jadi harus saya jalankan membantu orang," jawab Ningsih.
Lebih lanjut, Ningsih menjelaskan bahwa tak ada metode khusus yang dilakukan untuk menyembuhkan pasiennya.
Ia mengaku hanya menggunakan alat apa pun untuk perantaranya memijat pasien.
Ningsih juga mengaku telah menjalankan usaha pengobatannya itu sekitar lima tahun.
Setelahnya, masih banyak hal yang diperbincangkan oleh pihak pemerintah pada Ningsih Tinampi.
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jatim, Dian Islami mengungkapkan bahwa hasil pembicaraan mereka dengan Ningsih akan dijadikan bahan diskusi untuk menentukan bagaimana tindak lanjut seletahnya.
"Kami sudah rapat koordinasi di awal karena sudah viral banget, jadi kita juga pengen berkunjung bagaimana pengobatan yang dilakukan. Kemudian kami akan ada diskusi lagi untuk selanjutnya seperti apa," jelas Dian Islami.